Minggu, 29 Desember 2013

Arsitektur Client Server

Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi komputer sebagai Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai Server. Server ini yang bertugas memberikan pelayanan kepada terminal-terminal lainnya tang terhubung dalam system jaringan atau yang kita sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi pakai berkas (file server), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi).

Pada model arsitektur ini, Client tidak dapat berfungsi sebagai Server, tetapi Server dapat berfungsi menjadi Client (server non-dedicated). Prinsip kerja pada arsitektur ini sangat sederhana, dimana Server akan menunggu permintaan dari Client, memproses dan memberikan hasil kepada Client, sedangkan Client akan mengirimkan permintaan ke Server, menunggu proses dan melihat visualisasi hasil prosesnya

Seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya model Arsitektur Cilent Server  dimodelkan sebagai satu set layanan yang disediakan oleh server dan satu atau lebih client yang memakai layanan server.   Client tidak perlu menyadari keberadaan server tetapi juga sebaliknya tidak mengetahui keberadaan klien yang lain.   Tidak harus ada pemetaan 1:1 antara proses dan prosesor pada sistem. Hal tersebut bisa dilihat pada contoh gambar 10.2 dan dimana ada arsitektur fisik dengan enam kompuetr client dan dua server. Dan untuk proses logika dari gambar 10.2 adalah ditunjukkan pada gambar 10.3



Perancangan arsitektur C/S harus mempertimbangkan struktur logika aplikasi yang ditunjukkan pada gambar 10.4 yang menunjukkan aplikasi dibagi tiga lapisan yaitu:
      -     Lapisan Presentasi, yang berhubungan dengan penyajian informasi ke user dan
           dengan semua interaksi user.
-          Lapisan  Pemrosesan  Aplikasi,    yang  berhubungan  dengan  implementasi  logika Aplikasi
-          Lapisan Manajemen Data,  yang berhubungan dengan operasi database.

Arsitektur C/S yang paling sederhana disebut arsitektur C/S Two Tier,   diaman aplikasi diorganisir   seperti server dan satu set klien seperti pada gambar 10.5 dimana arsitektur C/S Two Tier memiliki dua bentuk yaitu:

-          Model Thin Client.
Pada model ini semua pemrosesan aplikasi dan manajaemen data dilakukan pada server.   Klien bertanggung jawab untuk menjalankan perangkat lunak presentasi yang biasanya hanya berbentuk interface sistem atau GUI.
Kelebihan:
o  Biaya lebih rendah
o  Lebih cocok untuk model jaringan yang sederhana Kekurangan:
o  Menempatkan beban berat pemrosesan pada server
o  Ada kekuatan pemrosesan yang besar yang tersedia pada PC modern dan
   
tidak digunakan pada client

-          Model Fat Client
Pada model ini server hanya bertanggung jawab pada manajemen data. Perangkat client bertanggung jawab pada logika aplikasi dan interaksi denga user.
Kelebihan:
o  Menggunakan  kekuatan  pemrosesan  yang  besar  dan  mendistribusikan
     pemrosesan logika aplikasi dan prsentasi pada klien
o  Server hanya menangani seluruh transaksi database
o  Pendistribusian pemrosesan lebih efektif
Kekurangan :
o  Manajemen sistemnya lebih komplek o  Biayanya lebih besar
Contoh dari model arsitektur C/S Two Tier dapat dilihat pada gambar 10.4 tentang jaringan
ATM.   Pada gambar tersebut ATM tidak berhubungan langsung dengan database   nasabah,
tetapi  terhubung  ke  monitor  teleprocessing.    Monitor  teleprocessing
(TP)  merupalan
middleware yang mengatur komunikasi dengan client jarak jauh (remote) dan menserikan transaksi client untuk diproses oleh database.   Menggunakan transaksi serial berarti bahwa sistem dapat pulih dari kesalahan tanpa merusak data sistem.

Munculnya  Java  dan  applet  yang  dapat  di  download  secara  gratis memungkinkan pengembangan sistem C/S antar model thin dan fat client.    Beberapa pernagkat lunak pemrosesan aplikasi dapat didownload ke client seperti Java Applet sehingga mengurangi beban pada server.   Interface User dibangun dengan web browser yang dapat menjalankan Java applet. Masalah terpenting pada arsitektur two tier   C/S adalah ketiga lapisan logika harus
dipetakan ke dua sistem computer.   Mungkin ada masalah skalabilitas dan kinerja jika dipilih model thin client.   Mungkin pila ada masalah manajemen   sistem jika dipilih fat client.   Untuk mengatasi masalah ini pendekatan alternative menggunakan arsitektur three tier client server (ditunjukkan pada gambar 10.5).   Pada arsitektur ini   tidak mesti diartikan bahwa terdapat tiga computer ynag terhubung ke jaringan . Satu computer server dapat menjalankan pemrosesan aplikasi dan manajemen data aplikasi sebagai server logika yang terpisah. Tetapi  jika  permintaan  bertambah,  pemisahan pemrosesan  aplikasi  dan manajamen data dapat dilakukan dengan langsung dan eksekusi dilakukan pada prosesor yang terpisah. 

Sistem Internet banking merupakan salah satu contoh sistem arsitektur three   tier C/S.    Database  nasabah  bank  menyediakan  layanan  manajemen  data,    web  server menyediakan layanan aplikasi seperti fasilitas  transfer uang tunai, membayar tagihan, dll. Komputer nasabah dengan browser internet merupakan client.   Sistem ini mudah diskala untuk menambahkan web server baru dengan bertambahnya jumlah nasabah.


Kelebihan sistem Three Tier C/S adalah diantaranya:
o  Transfer informasi antara web server dan server database optimal
o  Komunikasi aantara sistem-sistemtidak harus didasarkan pada standart      internet, tetapi dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah.
o  Penggunaan middleware mendukung efesien query database dalam SQL dipakai untuk
menangani pengambailan informasi dari database.
Kekurangannya   :

Arsitektur ini lebih sulit untuk merancang, lebih sulit untuk mengatur dan lebih mahal.

Manfaat Arsitektur Client Server

Manfaat yang bisa didapatkan dari Arsitektur client server ini tidak jauh berbeda dengan tujuannya yaitu dapat membantu perusahaan-perusahaan dalam pengolahan sebuah data atau pengintegrasian data yang akan dikirimkan, distribusi informasi dan berbagai peralatan menjadikan sistem jaringan semakin diminati untuk diimplementasikan oleh perusahaan.

Arsitektur client-server juga memiliki keuntungan, yaitu :
  1. Memungkinkan akses basis data yang besar
  2. Menaikkan kinerja
  3. Jika client dan server diletakkan pada komputer yang berbeda kemudian CPU yang berbeda dapat memproses aplikasi secara paralel. Hal ini mempermudah merubah mesin server jika hanya memproses basis data.
  4. Biaya untuk hardware dapat dikurangi
  5. Hanya server yang membutuhkan storage dan kekuatan proses yang cukup untuk menyimpan dan mengatur basis data
  6. Biaya komunikasi berkurang
  7. Aplikasi menyelesaikan bagian operasi pada client dan mengirimkan hanya bagian yang dibutuhkan untuk akses basis data melewati jaringan, menghasilkan data yang sedikit yang akan dikirim melewati jaringan
  8. Meningkatkan kekonsistenan
  9. Server dapat menangani pemeriksaan integrity sehingga batasan perlu didefinisikan dan validasi hanya di satu tempat, aplikasi program mengerjakan pemeriksaan sendiri
  10. Map ke arsitektur open-system dengan sangat alami


Arsitektur client-server juga memiliki kerugian, yaitu :
  1. Jika traffic jaringan terlalu padat, server bisa hang karena overload.Hal ini berbeda dengan jumlah simpul yang terpasang.Hal ini karena bandwidth keseluruhan dari jaringan P2P adalah jumlah semua bandwidth dari semua simpul yang ada di jaringan.
  2. Tidak seandal jaringan P2P dalam hal ketahanan terhadap down.Di jaringan client-server, jika server down, maka jaringan akan down, sementara P2P semua sumberdaya terdistribusi merata sehingga data akan didistribusikan merata.Jika salah satu simpul down, simpul lainnya masih dapat mentransfer data.
Kesimpulan Arsitektur Networking Client Server
Network service Komputer merupakan seperangkat komponen elektronik yang saling berhubungan dalam mengelola data, menyimpan data, memasukkan data. Sehingga Arsitektur Network klien sangat penting untuk sebuah perusahaan.

Sumber  :