Selasa, 28 Desember 2010

Pengaruh Poligami dan monogami terhadap perkembangan Psikologi anak

Pengaruh Poligami Terhadap Perkembangan Psikologi Anak
1. Anak Merasa Kurang Disayang.
Salah  satu dampak terjadinya poligami adalah anak kurang mendapatkan perhatian dan pegangan hidup dari orang tuanya, dalam arti mereka tidak mempunyai tempat dan perhatian sebagaimana layaknya anak-anak yang lain yang orang tuanya selalu kompak. Adanya keadaan demikian disebabkan karena ayahnya yang berpoligami, sehingga kurangnya waktu untuk bertemu antara ayah dan anak, maka anak merasa kurang dekat dengan ayahnya dan kurang mendapatkan kasih sayang seorang ayah.
Kurangnya kasih sayang ayah kepada anaknya, berarti anak akan menderita karena kebutuhan bathinnya yang tidak terpenuhi. Selain itu, kurangnya perhatian dan control dari ayah kepada anak-anaknya maka akan menyebabkan anak tumbuh dan berkembang dengan bebas. Dalam kebebasan ini anak tidak jarang mengalami kemorosotan moral, karena dalam pergaulannya dengan orang lain yang ter pengaruh kepada hal-hal yang kurang wajar.
Margaret Mead, seorang antropolog terkenal mengatakan bahwa cara-cara pengasuhan yang hanya mengandalkan ibu sebagai satu-satunya tokoh, akan menimbulkan banyak masalah pada anak.
Karena hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bagi anak untuk berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang-orang di sekelilingnya.
2. Tertanamnya Kebencian Pada Diri Anak.
Pada dasarnya tidak ada anak yang benci kepada orang tuanya, begitu pula orang tua terhadap anaknya. Akan tetapi perubahan sifat tersebut mulai muncul ketika anak merasa dirinya dan ibunya”dinodai” kecintaan kepada ayahnya yang berpoligami. Walaupun mereka sangat memahami bahwa poligami dibolehkan (sebagaimana dalam QS. An-Nisa :3) tapi mereka tidak mau menerima hal tersebut karena sangat menyakitkan. Apalagi ditambah dengan orang tua yang akhirnya tidak adil, maka lengkaplah kebencian anak kepada ayahnya.
Kekecewaan seorang anak karena merasa dikhianati akan cintanya dengan ibunya oleh sang ayah, akan menyebabkan anak tidak simpati, dan tidak menghormati ayah kandungnya. 
3. Tumbuhnya Ketidakpercayaan Pada Diri anak.
Persoalan yang kemudian muncul sebagai dampak dari poligami adalah adanya krisis kepercayaan dari keluarga, anak, dan isteri. Apalagi bila poligami tersebut dilakukan secara sembunyi dari keluarga yang ada, tentu ibarat memendam bom waktu, suatu saat lebih dahsyat reaksi yang ada.
4. Timbulnya Traumatik Bagi Anak.
Dengan adanya tindakan poligami seorang ayah  maka akan memicu ketidak harmonisan dalam keluarga dan membuat keluarga berantakan, walaupun tidak sampai cerai. Tapi kemudian akan timbul efek negatif, yaitu anak-anak menjadi agak trauma terhadap perkawinan dengan pria.




Pengaruh Monogami Terhadap Perkembangan Psikologi Anak
Monogami adalah kehendak hidup dan landasan hidup yang tidak akan mampu diubah dengan cara apapun baik itu melalu pemaksaan atau pembiasaan.
monogami bisa di sebut hubungan yang setia pada pasangannya.karena monogami itu adalah sifat nya penyayang untuk satu orang saja.

jadi monogami baik untuk perkembangan psikolog anak,karena mereka di ajarkan bagaimana hangatnya sebuah keluarga tanpa di bagi-bagi dengan yang lain.mereka pasti lebih banyak di beri perhatian dan kasih sayang tanpa di bagi-bagi. asalkan orang tua tidak sibuk dengan pekerjaannya masing - masing. Monogami lebih Indah di bandingkan dengan poligami itu menurut saya,karena kita tidak menyakiti orang lain. tetapi apabila kita niat poligami untuk mencari pahala atau membantu orang lain alangkah baiknya itu. tetapi dia bisa berlaku adil dan mampu untuk menafkahi anak dan istrinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar